Blogger Widgets Blogger Widgets

SEARCH

Google
 

Sunday, October 26, 2008

Kisah Rasulullah dan Seorang Pengemis

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi

buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap

orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan

dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu

pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian

mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW

mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa

berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan

makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan

pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya

itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan

hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi

orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada

pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat

Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah

anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan

merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,

"Anakku, adakah kebiasaan

kekasihku yang belum aku kerjakan?".

Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang

ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun

yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".

"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.

"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung

pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis

Yahudi buta yang ada di sana", kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan

membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu.

Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan

makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai

menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik,

"Siapakah kamu?". Abubakar RA menjawab, "Aku orang

yang biasa (mendatangi engkau)."

"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku",

bantah si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini

memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang

yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi

terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut

setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu

melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia

menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku

memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku

adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia

itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar

penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,

"Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya,

memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,

ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia

begitu mulia....

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di

hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu

menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani

kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah

setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau

adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus >

persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani

sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita

sanggup melakukannya.

Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila

kamu mencintai Rasulullahmu...

No comments:

Post a Comment

POWERED BY:

youtube google slideshare Kelantan Bloggers webshots slide photobucket clocllink Feedjit blogger